*_*(JANGAN LUPA FOLLOW IG: tachyahamidah_01)^_^

Sabtu, 18 Februari 2017

Identitas SMK farmasi Surabaya



IDENTITAS SMK FARMASI SURABAYA
Identitas
Nama Sekolah
:
SMK FARMASI SURABAYA
Status
:
Swasta
Alamat
:
Jl. Kapasari No. 3-5 Surabaya
 Telp / Fax
:
031 – 3710619
 Website / Email
:
www.smkfarmasisurabaya.sch.id


info@smkfarmasisurabaya.sch.id
smkfarmasi_surabaya@yahoo.co.id
Nama Kepala Sekolah
:
Hari Subagio, S.Pd
No. Statistik Sekolah
:
924056009109
NPSN
:
250552198
 No. dan Tgl. SK. Pendirian
:
1784/V/SK/1971
Tanggal 16 Maret 1971
 Ijin Penyelenggaraan
:
422/11511/436.6.4/2011
Diknas Kota Surabaya
 Akreditasi
:
A (Badan Akreditasi Provinsi)
Nilai 94 Tahun 2010
ISO 9001 ; 2008 Tahun 2011

Apa itu farmasi??



Sekolah Menengah Farmasi (SMF) adalah sekolah menengah kejuruan di Indonesia untuk mendidik asisten apoteker. Sekolah ini sebelumnya bernama Sekolah Asisten Apoteker (SAA). Pada awalnya, pendidikan kesehatan ditujukan untuk mendidik dan melatih tenaga – tenaga pribumi agar dapat membantu memberikan pelayanan kesehatan masyarakat yang dibutuhkan pada masa penjajahan. Setelah masa kemerdekaan perkembangan bidang farmasi di Indonesia, menghendaki adanya tenaga teknis kefarmasian formal jenjang menengah yang mampu bekerja dalam proses produksi, distribusi, administrasi maupun dalam penyuluhan kepada masyarakat di bidang farmasi. Oleh karena itu, dibentuklah pendidikan tenaga Asisten Apoteker bernama Sekolah Asisten Apoteker. Tahun 1946 didirikan Sekolah Asisten Apoteker yang pertama yang dikelola oleh tenaga bangsa Indonesia di Yogyakarta.
Sejalan dengan perkembangan bidang kesehatan, khususnya bidang farmasi, berkembang pula lah sekolah ini, baik kuantitas maupun kualitasnya. Akhirnya pada tahun 1960 dibakukanlah pedoman penyelenggaraan pendidikan tenaga Asisten Apoteker dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 62983/Pend, tanggal 28 Juli 1960 yang kemudian diperbaiki dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 106/Pen tanggal 1 Juni 1961.
Sejak tahun 1965, Sekolah Asisten Apoteker berganti nomenklatur menjadi Sekolah Menengah Farmasi dan sampai tahun 1990-an tidak kurang tercatat lebih kurang 40 sekolah, yang dikelola oleh Departemen Kesehatan RI, Pemerintah Daerah, TNI/Polri dan oleh pihak swasta.
Perkembangan dan pertumbuhan masyarakat dewasa ini dan kecenderungan pelayanan kesehatan yang makin meningkat dan kompleks, memerlukan tenaga kesehatan yang memiliki sifat etis dan profesional. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pembangunan kesehatan bahwa hanya mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan umum setingkat sekolah menengah tingkat atas yang dapat mengikuti pendidikan di bidang kesehatan dan Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 menegaskan bahwa tenaga kesehatan profesional adalah tenaga kesehatan tingkat ahli madya atau tingkat sarjana.
Salah satu strategi yang diterapkan untuk memenuhi kedua tujuan tersebut adalah perubahan (konversi) institusi pendidikan tenaga kesehatan jenjang pendidikan menengah menjadi jenjang pendidikan tinggi. Sesuai dengan surat Keputusan Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan nomor HK.00.06.4.2054 tahun 1993 tentang Berlakunya Pedoman Konversi Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Jenjang Pendidikan Menengah menjadi Jenjang Pendidikan Tinggi maka 4 (empat) sekolah yang dikelola Departemen Kesehatan dikonversi menjadi institusi Diploma III. Hal tersebut diikuti juga oleh beberapa sekolah yang dikelola swasta. Selain dari konversi, institusi Diploma III juga didirikan. Saat ini masih terdapat 32 SMF yang dikelola TNI/Polri dan swasta.
Perkembangan kebijakan pendidikan Pemerintah c.q. Departemen Pendidikan Nasional yang mendorong pengembangan SMK, melalui pembentukan unit-unit SMK baru maupun penambahan siswa SMK. Salah satu SMK yang berkembang adalah SMK Bidang Kesehatan Program Keahlian Farmasi (SMKF). Selain berkembangnya unit-unit SMKF yang baru, SMF yang sudah ada sebelumnya juga didorong untuk konversi maupun mengubah nomenklatur menjadi SMK.

alasan pilih SMK,



KEUNGGULAN SMK
Jika kita telusuri ada beberapa hal yang membuat SMK lebih unggul daripada SMA, yaitu:
1. Para siswa mendapat pelajaran adaptif maupun normatif seperti yang didapat bila sekolah di SMU.
2. Sekolah di SMK para siswa dibekali ketrampilan karena di berikan mata pelajaran produktif sesuai kompetensi yang dipilihnya, oleh karena itu siswa SMK bisa dikatakan setelah lulusan siap masuk di dunia kerja, selain tetap bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
3. Di SMK sebelum lulus para siswa diberi kesempatan Praktek Kerja Lapangan atau PKL, disini mereka akan mengasah kemampuan mereka yang didapat dari sekolah. Umumnya para siswa akan dilepas didunia kerja rata-rata 2 sampai 3 bulan.
4. Pada Kelulusan pun Siswa di SMK diharuskan membuat sebuah karya atau disebut Tugas Akhir (TA) yang nantinya dijadikan penilaian sampai sejauh mana penguasaan keahlian setelah selama 3 tahun belajar.
Karena beberapa kelebihan SMK di atas Pemerintah merekomendasikan sekolah di SMK. Karena dengan ketrampilan yang sudah dimiliki bisa dijadikan usaha untuk menekan pengangguran bahkan bisa untuk menciptakan lapangan kerja.
Di Jerman, sejarah pendidikan kejuruan telah dimulai sejak abad ke 19. Sekolah jenis ini menekankan sistem pendidikan ganda dimana selain training kejuruan di sekolah, siswa juga diberi kesempatan untuk magang di perusahaan. Pada tahun 2001, sebanyak dua pertiga dari seluruh generasi muda berusia dibawah 22 tahun telah menjalani magang di perusahaan. Untuk mendukung perkembangan pendidikan ini, pada tahun 2004, pemerintah mengeluarkan peraturan yang menegaskan bahwa semua pemilik perusahaan, kecuali yang berskala kecil, wajib menerima siswa magang untuk bekerja di perusahaannya.

5 Alasan masuk Farmasi


5 Alasan Kenapa Harus Memilih Jurusan Farmasi


Siapa bilang kuliah di Farmasi itu membosankan dan gak asik? Nih ane kasih tau beberapa alasan supaya yang udah masuk farmasi makin semangat kuliahnya, dan yang baru masuk jadi bangga sama kuliahnya. Cekidot yak..
1.Farmasi itu Gak Ngebosenin
Gak ngebosenin gimana maksudnya? Jelas-jelas farmasi itu banyak ngitungnya, ilmiah banget, gak asik ih! Wetseehh.. Gak ngitung tiap hari juga kali bro. Di farmasi itu kita juga ada ngapalinnya. Eh, jangan dihapalin deng, tapi dipahami :). Dan ada juga kok mata kuliah yang cuma pake logika aja.
Disini kita juga mempelajari hal lain yang secara gak langsung masih berhubungan dengan farmasi. Nih ya contohnya aja mata kuliah Perilaku Manusia di semester 2. Dulu pas awal matkul ini aku sempet mikir, ngapain ya ada mata kuliah ini di farmasi? Buat apa coba kita liat-liat sifatnya orang, secara farmasi kan hubungannya sama obat dan senyawanya? Dan setelah beberapa pertemuan, aku baru sadar bahwa matkul ini ternyata aplikasinya akan sangat banyak saat nanti sudah jadi farmasis yang nantinya akan berinteraksi dengan berbagai macam sifat manusia.
Apa jangan-jangan justru mata kuliah hapalan yang bikin kalian jadi bosen? -__-
Tapi tetep aja deh farmasi itu gak ngebosenin *ngotot. Kalo semisal kalian jenuh sama mata kuliah hapalan pahaman, masih ada mata kuliah yang ngitung-ngitung. Kalo jenuh kebanyakan duduk di kelas, masih ada praktikum yang bakalan gak bikin bosen. Tuh kan bener, farmasi itu gak ngebosenin!
2. Kompleks tapi Terarah
Kompleks?? Kompleks perumahan maksudnya?
Bukaaannn.. yang dimaksud kompleks disini adalah semuanya ada di farmasi.
Coba deh, kamu mau cari apa? Pelajaran tentang tanaman? Atau kamu kangen sama perkebunan di rumah? Silahkan menuju ke Departemen Bahan Alam (Farmakognosi dan Fitokimia). Pelajari tuh semua tentang lalapan yang kamu suka dari mata kuliah disana.
Atau kamu dulu pengen masuk kedokteran tapi gak bisa terus? Jangan sediiihh.. Kamu bisa pelajari mata kuliah semacam Anatomi-Histologi, Faal, dsb dengan dosen-dosen para dokter! Disini kamu akan jadi mengerti seperti apa rasanya kuliah di kedokteran walaupun bukan mahasiswa dari sana.
Doyan dengan hal yang berbau psikologi? Atau sosial? Ada juga lho mata kuliah bertema itu, seperti yang udah aku kasih tau di point 1 di atas. Dosennya psikolog juga lho.
Kamu punya hobi masak tapi sekarang kamu ngekos jadi agak susah mengeluarkan bakatmu? Tenaaangg.. farmasi punya mata kuliah Preskripsi kok. Di Preskripsi ini nanti kamu belajar bikin sediaan obat. Yahh.. 11-14 lah sama tata boga hehe.. Bedanya, disini harus lebih teliti ngitung berat bahannya, dll. Intinya, harus lebih kuantitatif gitu. Dan nanti kamu akan ngerasain praktikumnya asik banget, kayak ikutan kompetisi MasterChef. Uhuy!
Terus, terus, terarah itu maksudnya gimana sih?? Tadi kan di atas udah dijabarkan kompleks itu maksudnya gimana, nah dari kompleksitas itu coba deh perhatiin masing-masing mata kuliahnya pasti masih tertuju pada satu arah, yaitu farmasi. Biar gak bingung, mari kita kulik-kulik lagi.
Misalnya mata kuliah Botani Farmasi yang tentang tanaman-tanaman. Anak farmasi belajar itu buat apa sih? Ya buat jadi farmasis dong.. FYI, lulusan farmasi itu gak melulu apoteker, tapi dia juga bisa kerja di industri obat, forensik, dan -yang sedang kita bicarain- jadi herbalis, dan sebagainya yang masih berhubungan dengan farmasi. Sebenernya herbalis (ahli tumbuh-tumbuhan) itu ranah kerjanya farmasi juga lho. Nama departemen yang ngeluarin matkul botfar itu Departemen Farmakognosi & Fitokimia atau singkatnya Bahan Alam, pastinya disana mempelajari senyawa obat dari bahan di alam, dalam arti tumbuhan. Ya sudah, semoga tidak bingung ya
Terus nih, yang mata kuliah dari kedokteran. Buat apa farmasi belajar ranah kedokteran? Yang ini jawabannya sangat jelas banget. Obat yang farmasi bikin kan untuk manusia. Nah, masa’ kita mau bikin obat buat manusia tapi kita gak tau dalem-dalemnya manusia? Gak cuma itu, kita kan juga harus tau obat itu nanti senyawanya lewat mana aja di tubuh manusia? Ya nggak?
Untuk mata kuliah yang berbau psikologi, udah jelas juga, seperti yang dijelasin di point 1 tadi tentang matkul Perilaku Manusia. Itu cuma salah satu contohnya sih. Masih ada banyak lagi matkul yang berhubungan dengan psiko-sosial di farmasi. Dan ilmu itu bakalan berfungsi banyak saat kita sudah bekerja, terutama yang nantinya mau fokus jadi apoteker, yang harus memahami keadaan pasiennya. Gak kalah kan sama dokter?
3. Beda Sendiri
Ini agak khusus nih buat yang kampus farmasi tercintanya terletak di tengah-tengah jurusan non-eksakta, kayak farmasi-nya UNAIR, hehe.. Untuk sekedar informasi aja, Farmasi UNAIR terletak di kampus B, yang dimana disana merupakan tempat para fakultas-nya bidang IPS berdiri. Dan disana pula ada satu-satunya fakultas bidang IPA, yang tak lain dan tak bukan adalah Fakultas Farmasi #jreng,jreng,jreng..
Jujur aja, dulu awalnya agak minder gitu. Fakultas lain kayaknya kuliah nyante aja gitu, siang-siang mereka udah pulang, udah nongkrong. Kita sampe sore masih kuliah, praktikum. Malemnya pasti begadang ngerjain laporan.
Tapi itu dulu, sekarang tidak. Kan sudah minum La**segar.
Lama-lama akan terbiasa. Itu bukan suatu masalah besar. Justru, itu yang membuat kita jadi BEDA SENDIRI di antara fakultas lain. Istilahnya, bagai kembang di antara sepatu. Eh, maksudnya kembang di antara kumbang. :p
Di kampus B, cuma farmasi yang punya jas lab. Di kampus B, cuma farmasi yang mata kuliahnya paketan terus. Di kampus B, cuma farmasi yang di bidang eksakta. Hidup farmasi! *ngibarin bendera Slank*
NB: orasi barusan cuma buat mengobarkan semangat mahasiswa ataupun calon mahasiswa farmasi. Maap deh kalo mungkin terkesan egois *sifat plegmatis si penulis keluar*.
4. Kerja InsyaAllah Gampang
Kalo diperhatiin, dalam mendapatkan kerja, farmasi itu gak jauh beda kok sama kedokteran.
Semisal kamu kuliah di kedokteran, setelah lulus S1 (S.Ked.), kalo kamu pengen buka praktek, tentu kamu harus mengantongi ijazah profesi dulu biar dapet ijin praktek. Nah, itu sama aja kok kayak farmasi. Setelah lulus S1 farmasi (S.Farm.), kalo kalian mau buka apotek, harus ambil program profesi dulu (Apt.) selama satu tahun, setelah itu mengucapkan Sumpah Apoteker, barulah kalian bisa dapet ijin praktek buka apotek. Eh, tapi kalo udah punya apotek sendiri jangan suka ditinggal-tinggal ya. “No Pharmacist, No Service” dan harus “Patient-Oriented” (Harusnya sih.. tapi kenyataannya.. ).
 5. Farmasi termasuk Fakultas dengan Prospek Gaji Tertinggi 
Wuiiihh.. sumpah lo??! Iyap, bener lho, saya aja juga baru tau. . Walaupun ini berdasarkan penelitian di Amerika, tapi paling enggak kita sebagai calon Farmasis di Indonesia harusnya bisa maju seperti itu. Bahkan saya pernah denger sendiri dari salah satu dosen, beliau berkata bahwa, “Farmasis adalah pekerjaan paling mulia di dunia,”. Wuih, so sweet. Bahkan (lagi) barusan saya google, ternyata Pharmacists are among the most trusted professionals. Eh kok lama-lama gak nyambung ya sama subjudulnya? -_-
Nah, nah, nah, udah siap untuk masuk ke dunia Farmasi?
Oh ya, dan sekali lagi, artikel hanya untuk kepentingan membangkitkan semangat mahasiswa dan calon mahasiswa Farmasi (serta mungkin siswa SMF).

sejarah ilmu farmasi dunia

DALAM kehidupan sehari-hari kata “farmasi” tentu membuat orang berfikir tentang apotek, resep, formula dan segal yang berhubungan dengan obat-obatan. Tapi apasih sebenarnya farmasi itu?
Dikutip dari berbagai sumber, Farmasi berasal dari kata “Pharmacon” yang berarti obat atau racun. Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi obat.
Ilmu farmasi bermula dari para tabib dan pengobatan tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Ilmu ini dipelajari oleh orang tertentu secara turun-temurun dari keluarganya. Di Cina, sering kita lihat di televisi bahwa tabib belajar obat-obatan secara turun temurun.
Sedangkan di Yunani, tabib adalah pendeta. Contohnya dalam legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa Pengobatan menugaskan Hygieia untuk meracik campuran obat yang ia buat. Oleh mmasyarakat Yunani Hygiea disebut sebagai apoteker (Inggris : apothecary). Sedangkan di Mesir, paktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan, yaitu yang mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.
Diperkirakan, buku tentang ramuan obat-obatan pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM, namun kuat dugaan kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah kedokteran di Yunani. Salah seorang muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada tataran etik yang tinggi. Selah itu barulah farmasi secara perlahan berkembang.
Sedangkan di Wilayah Arab, pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para ilmuwan Arab menyebar luas sampai ke Eropa.Kemudian pada tahun 1240 Kaisar Frederick II dari Roma membuat maklumat pemisahan antara profesi herbalist dengan kedokteran. Maklumat yang dikeluarkan tentang pemisahan tersebut menyebutkan bahwa masing-masing ahli ilmu mempunyai standar etik, pengetahuan, dan keterampilan khusus yang berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan keluarnya maklumat kaisar ini, maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka lambang Ilmu Farmasi dan Kedokteran Berbeda. Ilmu Farmasi memakai lambang cawan dililit ular sedangkan kedokteran tongkat dililit ular.
Baca selengkapnya
|Dikutip dari kumpulapoteker.blogspot.co.id

Senin, 13 Februari 2017

Sejarah farmasi

Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Saat itu seorang “Dokter” yang mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang menyiapkan obat. Semakin berkembangnya ilmu kesehatan masalah penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun cara pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu digarisbawahi adalah akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.

Awal mula Kelahiran Ilmu Farmasi

Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti : obat merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400 - 1600an.
  1. Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat bahwa untuk membuat sediaan obat perlu pengetahuan kandungan zat aktifnya dan dia membuat obat dari bahan yang sudah diketahui zat aktifnya.
  2. Hippocrates (459-370 SM) yang dikenal dengan “bapak kedokteran” dalam praktek pengobatannya telah menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan atau biasa disebut obat herbal.
  3. Claudius Galen (200-129 SM) menghubungkan penyembuhan penyakit dengan teori kerja obat yang merupakan bidang ilmu farmakologi.
  4. Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan obat serta cara pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria, sirup dan menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani, India, Persia, dan Arab untuk menghasilkan pengobatan yang lebih baik. 
  5. Johann Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan toksikologi obat pada hewan percobaan, ia mengatakan :”I pondered at length, finally I resolved to clarify the matter by experiment”. Ia adalah orang pertama yang melakukan penelitian farmakologi dan toksikologi pada hewan percobaan. Percobaan pada hewan merupakan uji praklinik yang sampai sekarang merupakan persyaratan sebelum obat diuji–coba secara klinik pada manusia.
  6. Institut Farmakologi pertama didirikan pada th 1847 oleh Rudolf Buchheim (1820-1879) di Universitas Dorpat (Estonia). Selanjutnya Oswald Schiedeberg (1838-1921) bersama dengan pakar disiplin ilmu lain menghasilkan konsep fundamental dalam kerja obat meliputi reseptor obat, hubungan struktur dengan aktivitas dan toksisitas selektif. Konsep tersebut juga diperkuat oleh T. Frazer (1852-1921) di Scotlandia, J. Langley (1852-1925) di Inggris dan P. Ehrlich (1854-1915) di Jerman.
Demikian beberapa ulasan sejarah farmasi Dunia barat yang semuanya berawal dari Hipocrates yang dikenal sebagai bapak kedokteran, jika dilihat secara mendalam maka ilmu kefarmasian dan ilmu kedokteran memiliki sumber yang sama sehingga diharapkan keilmuan ini dapat bekerja sama untuk mencapai efek terapi yang maksimal bagi pasien.